e. MODEL SPIRAL
Model spiral (spiral model) yang pada awalnya
diusulkan oleh Boehm adalah model proses perangkat lunak yang
evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan cara
kontrol dan aspek sistematis dari model sekuensial linier. Di dalam
model spiral, perangkat lunak dikembangkan di dalam suatu deretan
pertambahan.
Selama awal iterasi, rilis inkremental bisa merupakan sebuah model atau prototipe kertas. Selama iterasi berikutnya, sedikit demi sedikit dihasilkan versi sistem rekayasa yang lebih lengkap.
Selama awal iterasi, rilis inkremental bisa merupakan sebuah model atau prototipe kertas. Selama iterasi berikutnya, sedikit demi sedikit dihasilkan versi sistem rekayasa yang lebih lengkap.
- Model spiral dibagi menjadi sejumlah aktifitas kerangka kerja,
disebut juga wilayah tugas, diantara tiga sampai enam wilayah tugas :
- Komunikasi pelanggan, tugas-tugas yang dibutuhkan utnuk membangun
komunikasi yang efektif diantara pengembang dan pelanggan. - Perencanaan, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sumber-
sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yang berhubungan. - Analisis resiko, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resiko-resiko, baik
manajemen maupun teknis. - Perekayasaan, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih
representasi dari aplikasi tersebut. - Konstruksi dan peluncuran, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi,
menguji, memasang (instal) dan memberikan pelayanan kepada pemakai
(contohnya pelatihan dan dokumentasi). - Evaluasi pelanggan, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan
balik dari pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi perangkat
lunak, yang dibuat selama masa perekayasaan, dan diimplementasikan selama
pemasangan.
Model spiral menjadi sebuah pendekatan yang realistis
bagi perkembangan system dan perangkat lunak skala besar. Karena
perangkat lunak terus bekerja selama proses bergerak, pengembang dan
pemakai memahami dan bereaksi lebih baik terhadap resiko dari setiap
tingkat evolusi. Model spiral menggunakan prototipe sebagai mekanisme
pengurangan resiko. Tetapi yang lebih penting lagi,
model spiral memungkinkan pengembang menggunakan pendekatan prototipe pada setiap keadaan di dalam evolusi produk. Model spiral menjaga pendekatan langkah demi langkah secara sistematik seperti yang diusulkan oleh siklus kehidupan klasik, tetapi memasukkannya ke dalam kerangka kerja iterative yang secara realistis merefleksikan dunia nyata.
model spiral memungkinkan pengembang menggunakan pendekatan prototipe pada setiap keadaan di dalam evolusi produk. Model spiral menjaga pendekatan langkah demi langkah secara sistematik seperti yang diusulkan oleh siklus kehidupan klasik, tetapi memasukkannya ke dalam kerangka kerja iterative yang secara realistis merefleksikan dunia nyata.